KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
penulis ucapkan kehadirat Allah Swt.Yang telah memberikan kesehatan dan
kesempatan sehingga penulis bisa
menyelesaikan proposal ini yang berjudul “Jenis Makna”. Sesuai dengan waktu
yang ditentukan.
Proposal ini disusun dengan
tujuan untuk memenuhi tugas yang bersifat individual dan untuk menambah
pengetahuan pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Roziah., S.pd
MA.Selaku dosen pembimbing mata kuliah
Semantik dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat dan membantu dalam
mempelajari tentang jenis makna. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin
dalam penyusunan makalah ini, namun jika masih terdapat kesalahan, penulis
mengharapkan kritik dan saran.
Pekanbaru,
1 Maret 2013
Penulis,
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pemakaian sehari-hari,
kata makna digunakan dalam berbagai bidang maupun konteks pemakaian apakah
pengertian khusus kata makna tersebut serta perbedaannya dangan ide misalnya,
tidak begitu diperhatikan. sebab itu sudah wajarnya bila makna disejejerkan
dengan arti, gagasan, konsep, pernyatan, pesan, informasi, maksud, firasat, isi
dan fikiran. Berbagai pengertian itu disejajarkan begitu saja karna
keberadaannya memang tidak pernah dikenali secara cermat, dan dipilahkan secara
tepat.(Drs. Aminuddin M.pd,2011: 15).
Dari sekian banyak pengertian
yang diberikan itu, hanya arti yang paling dekat pengertiannya dengan makna.
Meskipun demikian, bukan berarti keduanya sinonim mutlak. Disebut demikian
karna arti adalah kata yang telah mencakup makna dan pengertian (cf,
Kridalaksana, 1982:15).
Dalamberbagai kepustakaan
linguistic, semantic disebutkan sebagai bidang studi linguistik, yang objek
penelitiannya adalah makna bahasa.. Bahasa digunakan untuk berbagai keperluan
dan kegiatan dalam kehiduan masyarakat, maka makna bahasa itu un menjadi
bermacam-macam pula bila dilihat dari segi pandang yang berbeda (Haznah faizah,
2008:69).
Makna ialah arti, maksud
pembicaraan atau penulis pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk
kebahasaan (KBBI, 2008:864). Makna dapat pula di tinjau dari pendekatan
analitik atau referensial, yakni pendekatan yang mencari esensi makna dengan
cara menguraikannya atas unsure-unsur utama.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah yang berisi tentang “Jenis Makna” adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Semantik, dan untuk mengetahui tentang apa saja
jenis makna.
1.3 Manfaat Penulisan
Manfaat
dari penulisan makalah ini yang pertama adalah untuk menambah pengetahuan
pembaca terhadap jenis makna yang ada. Yang kedua memberi pengetahuan kepada pembaca tentang apa saja
jenis makna menurut para ahli..
BAB II PEMBAHASAN
Dari berbagai sumber kita
dapati berbagai istilah untk menamanakan
jenis atau tipe makna. Pateda (1968), misalnya , secara alfatbetis telah
mendaftarkan adaya dua puluh lima jenis makna yaitu makna afektif, makna
denotative, makna deskriptif, makna ekstensi, makna emotif, makna gereflekter,
makna ideasional, makna intense, makna gramatikal, makna kiasan, makna kognitif
makna kolokasi, makna konotatf, makna konseptual, makna konstruksi, makna
leksikal, makna luas, makna piktonal, makna proposisional, makna pusat, makna
referensial, makna sempit makna stilistika, dan makna tematis.ada istilah yang
berbeda untuk maksud yang sam atau hampir sama, tetapi ada pula istilah yang
sama untuk maksud yang berbeda-beda. Sedangkan Leech (1876) yang karyanya
banyak dikutip oleh daam studi semantic membedakan adanya 7 tipe makna, yaitu
(1) makna konsetual, (2) makna konotatif, (3) makna stilistika, (4) makna
afektif, () makna reflektif, (6) makna kolokatif, dan (7) makna tematik. Dengan
catatan makna konotatif, stilistika, afektif, reflektif, dan kolokatif masuk
dalam kelompok yang lebih besar yaitu makna asosiatif (A.chaer,2009:59).
Sesungguhnya jenis atau tipe
makna itu memang dapat dibedakan berdasarkan beberapa criteria dan sudut
pandang. Berdasarkan jenis semantiknya dapat dibedakan antara makna leksikal
dan makna gramatikal, berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata/leksem
dapat dibedakan adanya makna refenrensial da makna non referensial, berdasarkan
ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata/ leksem dapat dibedakan adanya makna
denotative dan makna konotatif, berdasarkan ketepatan maknanya dikenal adanya
makna kata kata dan istilah atau makna umum dan makna khusus. Lalu berdaasarka
criteria lain atau sudut pandang lain dapat disebutkan adanya makna-makna
asosiatif, kolokatif, reflektif, idiomatic dan sebagainya.
1. Makna leksikal dan makna gramatikal,
dan kontekstual
Makna
leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski tanpa konteks
apapun. Misalnya leksem air bermakna leksikal “sejenis barang cair yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari”. Dengan kata lain makna leksikal adalah
makna yang sebenarnya, yang sesua dengan hasil observasi indra manusia, atau
makna apa adanya (makna yang ada dalam kamus).
Makna gramatikal akan ada jika
terjadi gramatikal (afiksasi, reduplikasi, komposisi, atau kalimatisasi).
Misalnya, dalam proses afiksasi sepatu melahirkan makna gramatikal “mengenakan
atau memakai sepatu”.
Makna kontekstual adalah makna
kata pergi dalam “adik pergi ke sekolah”. Makna konteks juga berkenan dengan
situasinya yakni tempat, waktu dan lingkungan pengguna bahasa.
(Haznah
faizah, 2008:70)
2. Makna referensial dan noreferensial
Perbedaan makna referensial
dan makna nonreferensial berdasarkan ada tidaknya referen dari kata-kata itu.
Bila kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang dibaca oleh
kata tersebut disebut kata bermakna referensial. Kalau kata-kata itu tidak
mempunyai referen maka kata itu dsebut kata bermakna nonreferensial. Kata meja
dan kursitermasuk kata yaitusejenis perabot rumah tangga yang disebut “meja”
dan “kursi” sebaliknya kata karea dan tetapi tidak mempunyai referen. Jdi kata
karena dan kata tetapi termasuk kata yang bermakna nonreferensial.
Disini perlu dicatat adanya
kata-kata yang referennya tidak tetap. Dapat berpindah dari satu rujukan kepada
rujukn lain, atau juga dapat berubah ukurannya. Kata-kata yang seperti ini
disebut kata-kata deiksis. Misalna kata ganti aku dan kamu (Abdul Chaer, 2009:63-65)
3. Makna
Denotatif, Konotatif dan Emotif
Makna
kognitif disebut juga makna deskriptif atau denotatif adalah makna yang
menunjukkan adanya hubungan antara konsep dengan dunia kenyataan (bandingkanlah
dengann makna konotatif dan emotif).
makna kognitif adalah makna lugas, makna apa adanya, makna kognitif digunakan
dalam istilah teknik. Makna kognitif dengan sebutan bermaca-macam antara lain
deskriptif , denotative, dan kognitif konsepsional. makna ini tidak pernah
dihubungkan dengan hal-hal secara asosiatif, maka tanpa tafsiran hubungan
dengan benda lain atau perisstiwa lain. Makna kognitif adalah makna sebenarnya,
bukan makna kiasan atau perumpamaan (Fatimah djajasudarma,11). Umpama
kata perempuan dan wanita kedua kata itu mempunyai dua makna yang
sama, yaitu ’manusia dewasa bukan laki-laki’.
Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif apabila
kata itu mempunyai ”nilai rasa”, baik positif maupun negatif. Jika tidak
memiliki nilai rasa maka dikatakan tidak memiliki konotasi. Tetapi dapat juga
disebut berkonotasi netral. Makna konotatif dapat juga berubah dari waktu ke
waktu. Misalnya kata ceramah dulu kata ini berkonotasi negatif karena
berarti ’cerewet’, tetapi sekarang konotasinya positif. (Abdul Chaer,2009:65).
makna konotatif yang dibedakan dari
makna emotif Karena yang disebut pertama bersifat negative dan yang kemudian
bersifat positif. makna konotatif muncul sebagai akibat asosiasi perasaan kita
terhadap apa yang diucapkan atau apa yang didengar. makna konotatif dan makna
emotif dapat dibedakan berdasarkan masyarakat yang menciptakan atau menurut
individu yang menciptakannya atau yang menghasilkannya, dan dapat dibedakan
berdasarkan media yang digunakan (lisan atau tulisan) serta menurut bidang yang
menjadi isinya. makna emotif (bahasa inggris emotive meaning) adalah makna yang
melibatkan perasaan (pembicara dan pendengar, penulis dan pembaca) yang kearah
positif.
Makna kognitif dibedakan dari makna
konotatif dan makna emotif berdasarkan hubungannya, yakni hubungan antara kata
dengan acuannya (referen) atau hubungan kata dengan denotasinya, (hubungan
antara kata [ungkapan]dengan orang, tempat, sifat, proses dan kefiatan di luar
bahasa [denotata kata] dan hubungan antara kata [ungkapan] dengan cirri-ciri
tertentu di sebut konotasi kata[ungkapan]dan sifat emotif kata [ungkapan]). (Fatimah
djajasudarma,2009:12).
4. Makna Kata
dan Makna Istilah
Pengunaan makna kata akan terjadi jelas jika kata itu
sudah berada dalam konteks kalimatnya atau konteks situasinya. Kita belum tau
makna kata pergi sebelum kata itu berada dalam konteksnya (adik pergi
kesekolah). Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa makna kata masih bersifat
umum, kasar dan tidak jelas
Istilah mempunyai mkna yang pasti, yang jelas dan yang
meragukan meskipun tanpa ada konteks kalimat oleh sebab itu, makna istilah
bebas konteks. Sebuah istilah digunakan dalam bidang keilmuan atau kegiata
tertentu misalnya kata tangan dan lengan. Dalam bidang kedokteran kedua kata
ini memppunyai makna yang berbeda. Tangan bermkna bagian dari pergelangan
sampai ke jari tangan, sedangkan lengan adalah bagin dari pergelangan sampai ke
bahu. (Hasnah faizah, 2008: 72)
5. Makna
Konseptual dan Makna Asosiatif
Leach (1976) mengemukakan bahwa makna konseptual
adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks asosiasi
apapun misalnya kata rumah memiliki makna konseptual “ bangunan tempat tinggal
mnusia” pada dasarnya makna konseptual sama dengan maknaleksial, makna
denotative, dan makn referensial.
Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki oleh
sebuah leksem atau kata berkenaan dengan
danya hubungan kata itu dengan sesuatu yang ada di luar bahasa. Misalnya kata
melatih berasosiasi dengan sesuatu yang suci atu kesucian. Makna asosiasi sebenarnya sama dengan lambing
atau perlambangan yang di gunakan oleh masyarakat bahasa untuk menyatakan
konsep lain, yang mempunyai kemiripan dengan sifat, keadaan atau cirri yang ada
pada konsep asal atau leksem tersebut. Oleh leach(1976) makna asosiatif iini
mencakup makna konotatif, makna stilistika, dan makna efektif dan makna
kolotatif. (Haznah faizah, 2008:71)
6. Makna
Idiomatikal dan Peribahasa
Makna
idiomatik adalah makna leksikal berbentuk dari beberapa kata. kata-kata yang
disusun dengan kombinasi kata lain dapat pula menghasilklan makna yang
berlainan. Sebagai idiom bentuk beku (tidak berubah), artinya kombinasi
kata-kata dalam idiom dalam bentuk tetap, bentuk tersebut tidak dapat di ubah
berdasarkan kaidah sintaksis yang berlaku bagi suatu bahasa.
Berbeda dengan idiom, peribahasa memiliki makna yang
masih dapat ditelusuri atau dilacak dari makna unsur-unsurnya karena adanya
”asosiasi” antara makna asli dengan maknanya sebagai peribahasa. Umpamanya
peribahasa Seperti anjing dengan kucing yang bermakna ’dikatakan ihwal
dua orang yang tidak pernah akur’. Makna ini memiliki asosiasi, bahwa binatang
yang namanya anjing dan kucing jika bersua memang selalu berkelahi, tidak
pernah damai.(Abdul chaer,2009:74)
7. Makna Kias
Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan istilah arti
kiasan digunakan sebagai oposisi dari arti sebenarnya. Oleh karena itu, semua
bentuk bahasa (baik kata, frase, atau kalimat) yang tidak merujuk pada arti
sebenarnya (arti leksikal, arti konseptual, atau arti denotatif) disebut
mempunyai arti kiasan. Jadi, bentuk-bentuk seperti puteri malam dalam
arti ’bulan’, raja siang dalam arti ’matahari’.(Abdul chaer,2009:77)
8. Makna lokusi, ilokusi, dan
perlokusi
Dalam kajian tindak turur
(spek act) dikenal adanya ilokasi, makna ilokusi, dan makna perlokusi. Yang
dimaksud dengan makna lokuasi adalah makna yang seperti dinyatakan dalam
ujaran, makna harfiah, atau makna apa adanya, sedangkan yang dimaksud dengan
makna ilokusi adalah makna seperti yang dipahami oleh pendengar. Sebaliknya
yang dimaksud dengan makna perlokusi adalah makna seperti yang diinginkan oleh
penutur. Misalnya, kalau seseorangkepada tukang afdruk foto dipinggir jalan
bertanya.
“bang, tiga kali empat, berapa?”
Makna secara lokusi kalimat
tersebut adalah keinginantahu dari si penutur tentang berapa tiga kali empat.
Namun, makna perlikusi, makna yang diinginkan si penutur adalah bahwa si
penutur ingin tahu berapa baya mencetak foto ukuran tiga kali emat cm.kalau si
pendengar yaitu si akdok foto itu memiliki makna ilokusi yang sama dengan makna
perlokusi dari si penyanya, tentu ia akan menjawab, “dua ribu” , atau “tiga
ribu”. Tetapi kalau makna ilokusinya sama dengan makna lokusi dari ujaran “tiga
kali empat berapa” . dia asti akan menjawab “dua belas”, bukan jawaban yang
lain. (Abdul chaer,2009:78).
9.
Makna
Sempit
Makna
sempit (narrowed meaning) adalah makna yang lebih sempit dari keseluruhan
ujaran. makna yang asalnya lebih luas dapat menyempit, karena dibatasi.
Bloomfield mengemukakan adanya makna sempit (narroeed meaning, specialized
meaning) dan makna luas (widened meaning, extended meaning) didalam perubahan
makna ujar.
Perubahan makna suatu bentuk ujaran secara
semantic berhubungan, tetapi ada juga yang menduga bahwa perrubahan terjadi dan
seolah-olah bentuk ujaran hanya menjadi objek yang relative permanen, dan makna
hanya menempel seperti satelit yang berubah-ubah.
Makna
luas dapat menyempit, atau satu kata yang asalnya memiliki makna luas (generic)
dapat menjadi memiliki makna sempit (spesifik). kata-kata bermakna luas didalam
bahasa Indonesia disebut juga makna umum (generik) digunakan untuk
mengungkapkan gagasan atau ide yang umum. (Fatimah djajasudarma, 2009:8)
10. Makna Luas
Kakna
luas (widened meaning atau extended meaning didalam bahasa inggris) adalah
makna yang terkandung didalam sebuah kata lebih luas dari yang diperkirakan.
Kata-kata
yang memiliki makna luas digunakan untuk mengungkapkan gagasan atau ide yang
umum, sedangkan makna sempit adalah kata-kataa yang bermakna khusus atau
kata-kata yang bermakna luas dengan unsur pembatas. kata yang bermakna sempit
digunakan untuk menyatakan seluk beluk atau rincian gagasan (ide) yang bersifat
umum. (Fatimah djajasudarma, 2009:10)
11. Makna Referensial
Makna referensial adalah makna yang
berhubungan langsung dengan kenyataa n atau referen (acuan), makna referensial
disebut juga makna kognitif, karena memililki acuan. makna ini memiliki
hubungan dengan konsep, sama halnya seperti makna kognitif.makna reerensial
memiliki hubungan dengan konsep tentang sesuatu yang telah disepakati
bersama (oleh masyarakat bahasa),
seperti terlihat di dalam hubungan antara konsep dan acuan.
Hubungan
yang terjalin antara sebuah bentuk kata dengan barang, hal, atau kegiatan
(peristiwa) di luar bahasa tidak bersifat langsung, ada media yang terletak
diantaranya. Kata merupakan lambing (symbol) yang menghubungkan konsep dengan
acuan. (Fatimah djajasudarma, 2009:14)
12. Makna Konstruksi
Makna
konstruksi (bahasa inggris construction meaning ) adalah makna yang terdapat
dalam konstruksi misalnya, makna milik yang diungkapkan dengan urutan kata
didalam bahasa Indonesia. Di samping itu makna milik yang diungkapkan melalui
enklitik sebagai akhiran yang menunjukkan kepunyaan. (Fatimah djajasudarma,
2009:15)
13. Makna Idesional
Makna
idesional (bahasa inggris ideational meaning) adalah makna yang muncul sebagai
akibat pengaruh kata yang berkonsep. kata yang dapat dicari konsepnya atau ide
yang terkandung didalam satu kata-kata , baik bentuk dasar maupun turunan.
Kata
demokrasi kita lihat di dalam kamus, dan kita perhatikan pula dengan
hubungannya dengan unsure lain dalam pemakaian kata tersebut, lalu kita
tentukan konsep yang menjadi ide kata tersebut. Demikian juga kata partisipasi
mengandung kata idesional “ aktivitas
maksimal seseorang yang ikut serta di dalam suatu kegiatan . dengan makna
idesional yang terkandung di dalamnya kita dapat melihat pham yang terkandung
di dalam makna suatu kata. (Fatimah djajasudarma, 2009:18)
14. Makna Proposisi
Makna
proposisi (bahasa inggris propotional meaning) adalah makna yang muncul bila
kita membatasi pengertian tentang sesuatu. kata-kata dengan makna proposisi
kita dapatkan dibidang matematika atau bidang ekstra. makna proposisi
mengandung pula saran, hal, rencana, yang dapat difahami melalui konteks.
Dibidang
eksakia kita kenal apa yang di sebut sudut siku-siku makna proposisinya adalah
Sembilan puluh derajat. Makna preposisi dapat ditetapkan pula ke dalam sesuatu
yang pasti, tidak mungkin dapat di ubah lagi. (Fatimah djajasudarma, 2009:18)
15. Makna Pusat
Makna
pusat (bahasa inggris central meaning) adalah makna yang dimiliki setiap kata
yang menjadi inti ujaran. setiap ujaran (klausa , kalimat, wacana) memiliki
makna yang menjadi pusat inti pembicaraan.makna pusat disebut juga makna tak
berciri. Makna pusat dapat hadir pada konteksnya atau tidak hadir pada konteks.
(Fatimah djajasudarma, 2009:19)
16. Makna Pictorial
Makna
piktorial adalah makna suatu kata yang berhubungan dengan perasaan pendengar
atau pembaca. misalnya pada situsi makan kita berbicara tentang suatu yang
menjijikkan dan menimmbulkan perasaan jijik bagi sipendengar, sehingga ia
menghentikan kegiatan (aktivitas) makan.
Perasaan
muncul segera setelah mendengar atau membaca suatu ekspresi yang menjijikan,
atau perasaan benci. Perasaan dapat pula berupa perasaan gembira di samping
perasaan yang di sebutkan di atas. (Fatimah djajasudarma, 2009: 20)
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jenis makna yang terdapat
dalam semantic begitu banyak, maka penulis membahas berdasarkan buku-buku
sebagai referensinya. Terdapat enam belas jenis makna yang dapat penulis
simpulkan. Yaitu makna leksikal dan gramatikal, makna referensial dan
nonreferensial, makna denotative makna konotatif dan emotif, makna kata dan
istilah, makna konseptual dan asosiatif, makna idiomatical dan peribahasa,
makna kias, makna lokusi ilokusi dan perlokusi, makna sempit, makna luas, makna
referensial, makna konstruksi, makna idesional, makna proposisi, makna
pusat,dan makna pictorial..
3.2 Saran
Penulis telah berusaha semaksimal
mungkin untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya, namun apabila masih
terdapat kekurangan dalam penulisan maupun isi dari makalah yang kami susun.
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Dan saran penulis untuk
pembaca adalah agar selalu mempelajari karya sastra serta berusaha untuk
menghasilkan suatu karya yang bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer
Abdul,2009.Pengantar Semantik Bahasa
Indonesia. Jakarta:Rineka Cipta
Djajasudarma
Fatimah,2009. Semantik 2.Bandung:Rineka
Aditama
Faizah
Haznah,2008.Linguistik Umum.Pekanbaru:Cendikia
Insani
Aminuddin,2011.Semantik Pengantar Studi Tentang Makna.Bandung:Sinar
Baru Algensindo
Affset
Departemen
Pendidikan Nasional,2008. Kamus Besar
Bahasa Indonesia.Jakarta:Gramedia
Pustaka Utama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar