Selasa, 07 Mei 2013

cerpen lagi



Yesi,,, jangan menyerah…

Hati ku bergelut dengan kegundahan yang berselubung dalam batinku, tak mampu aku membelalakkan mataku, aku takut linangan air mata ini akan menerjang sulut bendungan yang ku pertahankan.
Batinku ini sedang terpuruk remuk tiada kendali, entah mengapa begitu renyah yang kurasa tetapi ada kepahitan dalam rasa yang terselip. Namun, aku tak bisa menolak dan ahirnya harus ku telan juga, dan ku tau itu takkan lagi berbentuk setelah berlalu lewat jarring sgala rasa alias lidah.
Ku sodorkan sehelai tisu melekat di pintu kelopak mataku, karna ku sadari takkan mampu aku melawan derasnya air mata akibat kepahitan yang masih menyangkut di rahangku, dan payahnya aku merenungi satu persatu mana yang akan ku cerna terlebih dahulu.
Kepahitan ini bukanlah karna sebuah pil obat ataupun berbentuk empedu, tetapi karna sebuah pelajaran yang ku dapat malam ini. Pelajaran yang datang lewat anugrah Tuhan yaitu derasnya serbuan air yang turun dari langit.
                                                ***
Niatku untuk membelanjakan uang saku ku pada sebuah tempat perbelanjaan yang sering disebut-sebut swalayan. Seperti biasa aku sebagai perantau yang hidup di sebuah kost-kostan, maka aku dituntut untuk hidup mandiri, termasuk mengatur sgala macam keperluanku dari perlengkapan mandi, perlengkapan masak higga kebutuhan make-up. Ku pilih-pilih keperluan apa yang telah habis dan akan ku butuhkan, satu persatu ku masukkan ke dalam keranjang belanja yang tersedia di swalayan tersebut. Tanpa disangka keranjang pun penuh dengan sgala macam merek yang tertumpuk. Waktunya aku menuju kasir dimana semua akan di hitung. Tiba-tiba siapa sangka dan tak terduga sungguh tak teringinkan hujan turun dengan derasnya. Begitu kesalnya hatiku saat itu karna harus menunggu hujan reda.
Beruntung ku rasa ada seorang pegawai yang meluluhkan kebengonganku di saat itu. Sebenarnya hatiku terus berdoa agar segeralah tuntas air itu turun, tetapi ketika mendengar cerita dari sang pegawai namanya Yesi, seorang wanita muda yang bekerja di swalayan. Ku katakan muda karna ia masih berumur 15 tahun. Siapa yang tak tersentak anak yang seharusnya kini berada di rumah belajar untuk menghadapi pembelajaran di sekolah keesokkannya, ternyata harus menguras keringat untuk menafkahi dirinya.
Yesi anak yang menurut pandangku dari cara ia berbicara adalah anak yang pandai dan pintar yang seharusnya akan lebih pintar jika ia berada di lingkup seharusnya di dunia pendidikan. Aku terhanyut dalam ceritanya.
                                                ***
Yesi tidak memiliki siapapun di Pekanbaru, yesi meninggalkan rumah karna keluarganya broken home, lebih spesifiknya, ibunya mengusir yesi saat yesi mengutarakan bahwa ia tidak setuju dan tidak menerima sosok lelaki yang akan menjadi ayah tirinya. Yesi benar-benar pergi dengan pesangon yang dikantonginya sejumlah seratus ribu yang diberikan ibunya. Dengan mobil travel ia menjelajah dan ahirnya ia memilih berhenti di titik kota yang sebenarnya ia tidak mengenalnya.
Entah suatu keberuntungan atau kerugian. yasi tertabrak sepeda motor, dan ia di larikan kerumah sakit oleh pemilik sepeda motor itu sebagai rasa tanggung jawab yang menuntutnya, ketika di Tanya keluarga yesipun menceritakan yang ia alami, ketika itupun pemilik sepeda motor  mengangkat ia sebagai keluarga dan ia menyebut kakak angkat. Yesi diperkerjakan sebagai pegawai londri milik kakak angkatnya itu, karna ketidak inginannya berhutang budi yesipun meminta izin untuk mencari pekerjaan sendiri dan memilih hidup mandiri di sebuah kost, dan di swalayan itulah yesi diterima bekerja.
Yesi mengaku gajinya itu hanya cukup untuk biaya hidupnya selama sebulan ketika kutanya adakah ia menyisakan uang gajinya untuk ditabung. Terkadang yesi hanya makan sekali dalam sehari dan tak jarrang ketika ia sedang berada di ahir bulan ia hanya bisa memakan sebungkus roti yang ia beli di tempat ia bekerja.
“yesi lihat anak kecil yang meminta-minta di lampu merah itu, dan dalam hati yesi berkata, anak kecil itu lebih kecil dan ia kuat, masa yesi gak”. Katanya menguatkan diri. Terobek hatiku mendengarnya ketka ku lihat diriku yang bias membeli makanan apapun yang aku suka.
Yesi tidak mau kembali ke rumahnya, meskipun sebenarnya ayah dan ibunya sering menelfon meminta yesi kembali. Tapi yesi telah merasa nyaman dengan kedewasaan yang dihasilkan dari kepedihannya itu, yesi berfikir untuk apa kembali jika keluarga pun tak utuh, dan yesi juga sebenarnya berangan seandanya kedua orang tuanya tidak berpisah, pasti yesi masih bias mengabadikan senyumnya yang paling indah, tapi semua tlah tidak memungkinkan.
“ dulu yesi kayak mereka, yang bisanya foya-foya habiskan uang orang tua. Tapi sekarang yesi dah tau susahnya cari uang”. Curahnya lagi dan membuat hatiku remuk tak beraturan ia memang menunjuk seorang lain tetapi aku adalah contoh yang sama keadaannya dari yang ia tunjuk. Aku merintih dalam jiwa yang sunyi.
Aku hanya berkata “ keadaan yesi pasti ada hikmahnya, buktinya yasi bisalebih dewasa disbanding jika yesi masih seperti dulu, mungkin tuhan merencanakan hal yang hebat untuk yesi melalui rintangan yang hebat juga, yesi jangan menyerah ya….” Ungkapku sambil menepuk bahunya. Yesi pun tersenyum.
Hujan tak terasa pun berhenti mendukungku untuk menunda sejenak air mata yangsebenarnya tak mampu ku redam. Aku pun berpamit pergi. Jalanan yang di penuhi air hujan ku lintasi, kumampirkan sepeda motor ku ke sebuah warung nasi tidak jauh dari swalayan itu. Ku pesan sebungkus nasi. Kemudian ku lintasi banjir yang dahsyat itu aku kembali pada yesi
Ku acungkan sebungkus itu “ maaf ya yesi, mungkin lain x kalau ada rezeki lagi, pasti aku akan kembali padamu, jangan pernah menyerah yesi…” kembali ku tepuk bahunya.
“ ya, trimakasih banyak ya,,,,” suara lembut itu mengahiri letihku dalam rintik hujan mala mini. Kurasa aku harus meralat keluhku tadi. Aku tak kesal dengan derasnya hujan yang kurang lebih turun selama satu jam.
                                                            ***
Hati remuk ini hasil renungan hidupku aku merasa lebih kecil dari seorang yesi yang berumur anak sekolah, sedangkan aku yang telah menjadi mahasiswa tidak pernah merasakan apa yang  yesi perjuangkan. “seandainya aku berada diposisi yesi, apa yang akan kuperbuat ya Allah” aku terus terhanyut dalam renungku sambil ku tata kembali hatiku untuk mengambil pelajaran dan hikmah lewat derasnya hujan yang memberi kesempatan mempertemukanku kepada wanita yang dapat menjadi inspirasi.

my cerpen



untaian ahir

Cinta menenggelamkanku dalam benak yang sungguh tak berarti, sedalam inginku yang menjuntai namun semu. Sesak!! Aku hampir tak bernafas dalam isak tangisku, aku terkapar terbengkalai bagai raga yang tak lagi terpakai. Aku sakit, menderita di tengah malam yang sunyi berkelabu berselimut angin yang menderu.  Ada senyum sinis yang mengintip disela jendelaku dengan kemerlipnya, hasratku ingin runtuhkan mereka dari langit yang kelam, tingkahku menjijikan , aku merasa pantas jika aku akan dimusnahkan dari bumi, aku tercaci oleh cinta, cinta yang entah mana disebut cinta, sesalku berujung sia-sia, tak ada berguna, malam dimanakah pintu agar kutemukan jalan terang. Aku lelah tertatih tak berarti tak terlatih. Dimanakah hikmah yang bermakna  tak bernama.
Lihatlah aku purnama, menderita tanpa ada waktu yang berusaha menenangkanku. Tiada satupun cahaya yang membelaku, hingga tangankupun tak berniat menghidupkan saklar lampu kamarku. Dinding-dinding kamar seakan menjauh ketika aku akan bersandar, lantai menjadi dingin tak rela ku jejakkan badan rintihku. Kini aku berada diatas bayang-bayang. Aku mulai mengusap air mataku yang berupa luapan pilu yang berpangkal disanubariku. Tuhan apa yang telah terjadi… apa yang harus aku perbuat…
 Ku rangkakkan langkahku menuju ruang belakang kamarku. Kuputar keran kubasahi jemariku kemudian, seluruh wajahku dengan bacaan basmalah dan niat berwudhu dalam hati kulanjutkan dengan membasahi kedua tanganku hingga langan, hingga ku ahiri dengan membasahi kedua kakiku. Selintas tenang kalbuku, mataku terbuka lebar, meski terlihat memar akibat usahaku membendung dorongan air mata yang hebat. Aku kembali ke kamarku dan kusadari kubutuh sebuah penerang. Perlahan kusentuh saklar hingga kemudian cahayapun memenuhi ruang. Ku gelar sajadah kemudian kupakai mukena. Ku pejamkan mata sembari membaca niat sholat tahajud untuk mengadu sgala rintihan kepada yang maha Esa.
Rintih dalam doaku “ ya Allah ampunilah hambamu yang  telah berlumur dosa, ya robb aku tlah mnjadi penghianat, aku tlah menyakiti dua hati yang suci, aku menyesal, dan kini aku tak tau apa yang harus ku lakukan. Ya Illahi kumohon petunjukMu…… amin”. Aku kembali bersujud dengan tangisku. Bayang kata-kata itu terus ku renungi. Aku tak menyangka semua berakhir dengan gundah yang sangat membebani. Tak kuasa aku sebagai manusia yang jauh dari sempurna menjalani sebuah kisah cinta pahit ini. Aku sadar aku salah, tapi mengapa kesalahanku hingga berlarut menjadi jeruji berduri dalam langkahku, dan bodohny aku menikmati indahnya cinta atas sebuah penghiatanku terhadap cinta yang telah ku jalani dua tahun ini.
Ku baringkan badanku dan kututup mataku, sedikit ringan setelah ku mengadu memohon maaf pada-Nya, mimpiku kandas dengan sebuah pesan berisi kata yang begitu pahit untuk kutelan. ku ambil buku tempatku mengadu yang terselip dbalik bantalku. Ku rangkai kata luapan hati yang telah tercabik dan hancur tak berbentuk, ku usap air mataku serta merta harus ku hapus kenangan dan cinta yang tertanam di hati, Meski kuakui dan ku mengetahui itu takkan mudah. Lelah ku paksa hati untuk menghapus sgala tentangnya ahirnya mulai kuniatkan untuk menyimpan kenangan yang terindah dalam hatiku.
                                                            ***
Aku telah siap dengan baju muslim lengkap dengan jilbabku, seperti biasa pukul 08.30 aku telah sampai di kampus Universitas Islam Riau untuk mengiikuti perkuliahan. Entah mengapa pandanganku terus berganti arah, aku mencari sosok pria yang ku rindukan. Kini Firasatku menghentak anganku, aku takkan menemukannya. Dia tak mungkin berada lagi di kampus. Aku menundukkan kepala dan berjalan menuju kelas. Batinku risau tak bergurau, fikiranku melayang terbang membayang yang tlah usang. Entah sampai kapan aku tak tenang,  fokusku bercabang. “Ya Allah damaikanlah hatiku ini”.
            Mata kuliah pagi itu dosen hanya memberi kami tugas membuat karya-karya yang harus kami masukkan dalam blogger masing-masing, ku keluarkan notebookku dan mulai kubuka website, isengku karna kepiluan hati, Ku sempatkan membuka facebookku. Membuat status yang slalu ku isi dengan puisi dan kata-kata puitis. Ku buka foto-foto masa lalu, dan fikiran menuntunku membuka satu foto yang menamparku, sebuah foto kenangan. Aku terlarut pada memori masa itu, masa dimana aku dipertemukan dengan feri. Saat itu dosenku mengutus aku dan dus temanku untuk bermain drama disebuah acara.  Malam itu pertemuan semua pemain drama untuk membicarakan peran dan cerita yang akan ditampilkan.
            Saat aku sedang bersenda gurau dengan kedua temanku, seorang pria yang duduk persis di sampingku menyapaku dengan ramah, aku tidak tau kalau pria dan rombongan yang baru datang adalah kakak tingkat semester yang berasal jursan yang sama. Saat itulah aku berkenalan dengan feri, kamipun mulai membicarakan tentang acara yang akan berlangsung lantas berlanjut ke perkenalan hingga bertukar nomor handphone. Aku akui, dalam beberapa menit saja aku sudah bisa begitu mengenalinya. Namun saat itu tidak ada kesan mendalam.
            Beberapa hari berlatih aku dan feri pergi bersama, sampai ahirnya malam pertunjukan. Acara yang cukup meriah dan kamipun berusaha tampil semaksimal mungkin. Aku bahagia malam itu, pementasan drama itu disaksikan juga oleh kekasihku namanya iyos. Aku sangat mencintainya, meskipun sesungguhnya dia jauh dari kriteria pria idamanku, iyos yang angkuh dan cuek hingga aku merasa tak mendapat perhatiannya, namun hubungan itu berlangsung hingga dua tahun dengan tiada penghianatan dan kami saling setia. Acara pementasanpun berahir, aku pulang bersama iyos, tidak lagi bersama feri.
            Perkenalan kami tidak berujung pada berahirnya pementasan, justru semenjak pertemuan itu kami sering sms-an dan bertelepon-teleponan. Ternyata banyak hal kesamaan yang membuat kami merasa nyaman. Kesamaan warna kesukaan, hobi, pemikiran yang sejalan dan banyak hal lain lagi.
                                                                        ***
            Feri sangat berbeda dengan lelaki yang aku kenal sebelumnya, dia memang berbeda dengan iyos. Feri memenuhi kriteria yang slama ini aku harapkan ada pada iyos, bahkan aku pernah membuat status di facebook ku “ andai kamu adalah dia”. Aku menyukai lelaki yang slalu antusias memberi semangat saat aku harus menjalani perkuliahan yang rumit, lelaki yang mampu memberi nasihat saat aku melakukan kesalahan, mendengarkan keluh kesahku, menjadi pundak saat aku ingin menyandarkan keletihan hidupku. Seiring berjalannya waktu ada rasa yang mencoba mengisi disela-sela hatiku yang kian haus akan perhatian cinta. sebenarnya Aku tak mengerti demikian aku begitu membutuhan cinta sesunguhnya, cinta yang tidak dapat aku temukan pada iyos, Dan aku tak menyangka feri juga memiliki perasaan yang sama. Tapi aku tak berani untuk menjalin cinta yang lebih. Aku takut menyakitinya. Feri yang begitu romantis yang slalu mengungkapkan dengan sajak dan bait yang mengugah jiwa ataupun dengan lagu-lagu yang dimainkan lewat gitar. Saat itupun aku mulai merasa berdosa, karna dalam diam, hati berbisik akan adanya penghianatan, aku menodai kesetiaan hatiku pada iyos. Yang slama ini telah kujaga dengan sgala cinta.
            “bintang, andai tak ada matahari yang lebih terang dari pernama, aku pasti akan setia menjadi bulan itu yang memberimu cahaya, dan kita bisa menjadi penghias langit yang paling sempurna. Namun kita percayakan pada waktu, jika memang jodoh, kita akan menyatu”.
            “feri, ku mohon padamu, jangan katakan itu. Aku tak bisa memilih. Aku sungguh mencintaimu dan dia. Kehadiran mu pada hidup ku memang membuatku semakin indah,dan membuat aku sadar cinta yang aku jalani bersama iyos hanya sekedar cinta yang hadir karna suatu kebiasaan. Aku tak pernah merasakan cinta  tumbuh di hatiku yang gersang, setelah aku mencintai iyos.  Aku mengakui batinku tidak sebahagia bagaimana aku perlihatkan senyum manis bahagia saat aku bersamanya. Kehadiranmu memberi makna dan meneduhkan hatiku dari kegersangan cinta” Aku tau dia sangat sakit, ketika aku memang tak bisa memilih, sejujurnya hatiku juga begitu perih, ketika aku harus mengucapkan itu, dan kusaksikan binar di matanya, matanya yang slalu membuatku rindu.
            “sampai kapan aku harus menunggu bintang jatuh ke tanganku?” kesahnya. “izinkanlah aku untuk memikirkan dan mempertimbangkannya, seperti kata mu jika kita jodoh, kita pasti akan bersatu. Hanya pada Allah lah tempat kita berserah. Aku dan kamu meski tak bersama, kita harus tetap tersenyum bertanda bahwa kita bahagia”.
                                                                        ***
            Ya Robbi salahkah aku jika aku kembali menjatuhkan cinta pada sosoknya, setelah aku merasa haus akan cinta yang sesungguhnya?, landasan jiwa ini kering retak dan kosong, aku butuh dari yang sekedar kekasihku berikan. Aku jalani dengan tertatih cinta bersama iyos, dan kini ada dewa yang mencoba memberi seteguk harapan, mengisi kekosongan yang terbentuk dari keretakan itu, aku mohon petunjukMu. Tolong titipkan jawaban jodoh Mu kepada waktu yang berjalan” kesah ku pada-Nya.
            Semakin hari ku lalui, hatiku berteguh pada feri. Tetapi, aku masih belum menemukan alasan agar aku terlepas dari iyos dengan perlahan dan tetap terjalin hubungan yang baik. Selaras dengan itu. Memang membutuhkan waktu yang tak bisa ku perkirakan, aku risau, gundah, bimbang, namun semua aku jalani secara pelan dan indah.  Namun ternyata hati feri tak kuat menahan rasa yang sakit menungggu. Akupun tak mampu memberi jawaban. Dari situ keegoisan bermunculan.
            “aku sesak menahan rasa yang lama harus ku pendam menunggu mu, engkau tak merasakan apa yang aku rasakan”. Ucap feri dengan rintihnya. aku tak tau harus berbuat apa, sungguh aku tak kuasa harus menjanjikan apa, “aku tau aku tidak berada diposisimu, tapi kamu juga harus tau, kamu tidak juga berada diposisiku, jika kamu tak kuat menahannya, aku tidak punya obat yang mampu membuat mu bernafas lega, tapi aku akan membius cinta mu, dengan sebuah kata bahwa aku mencintai mu”. Jawabku sekilas sambil mengusap lelehan air dari mataku.
            Sudah tiga hari, hari ku tak berlukis sapaan indah dari feri, lelaki yang selama enam bulan ini menghiasi hari ku dengan warni-warninya. Sesosok lelaki yang penuh dengan keceriaan, perhatian dan kejutan itu hilang. aku begitu merasa kalut, takut, takut dia benar-benar pergi. Kenangannya begitu indah hingga aku tak tau, hal buruk apa yang akan kuingat untuk melupakannya, jauh di dasar batin ini sangat sangat gundah, dan sampai ahirya aku tak tahan menahannya, tiga hari feri tak membalas sms maupun mengangkat telfonku, jiwa memberontak. Aku memohon padanya agar membalas satu sms dengan satu alasan yang menyakitkan agar aku dapat melupakannya. Dan aku berjanji takan mengganggu hidupnya jika memang itu membuatnya bahagia.ku ketikkan sms terurai air mata, ku kirimkan dengan doa dan harapan agar dia mau membalasnya, aku begitu berharap kerendahan hatinya.
“cukup… kita udah selesai. Kamu yang meminta semuanya” begitulah bunyi sms yang Seketika memecah belah batin, raga, jiwa serta merta. Aku sakit!!! Sesakit-sakitnya. Kekecawaan yang mendalam menerobos darah ku, hingga aku tak sanggup memikul beban yang terkumpul dalam batin ini. Ya Allah mengapa begini, aku tak mampu berkata apapun, kejam, aku tak dapat menerima. Aku seakan ingin menjerit berteriakkan meluapkan sgala kebencian. Aku memang merasa bersalah, namun beginikah caranya, aku sungguh tak menyangka, semua di luar dugaan dan harap ku. Dia pergi setelah cinta ini sepenuhnya miliknya, aku tak bisa lari dari kenyataan, matipun aku takkan bisa membuat tangis ini terhenti. ya Roob apakah benar ini. Tak terbendung lagi air mata menambah kepedihan. Ku tahan tahan dan ku coba membalas sms feri.
            “maafkan sgala salah dan khilafku, dan trimakasih untuk semuanya, teruma sms ini yang telah menjawab Tanya beban hatiku” aku urai sedikit sakit ku itu. Untaian ahir darinya membuat aku pilu dan tak mampu menahan asa.***s

Jumat, 05 April 2013

PUISI DUNIA SEKARANG

jiwa itu menggelora
jauh terpandang meski dipelupuk mata
aku tersandung sebuah batu yang mencoba berlayar
aku tersenyum dan membantu melemparnya ke tengah lautan

gersang rasa tubuh ini
cuaca tak menentu mendukung kegundahan yang terbentuk miring
bisa ku gambarkn bagaimana bentuk sisi yang bergejolak
tetapi hany dengan tetes ar mata suci

sepuluh atau pun duapuluh jiwaaa   yang ada
sudah hampir semua berddusta
seakan tak lazim zaman di perbincangkan
krna jelas semua pasti terhenti dengan senddiriny

aku igin merangkul semua raga
dan mengubang sudut pandang
kembali semua tertuju pada sang khalik

ALLAH SWT

Jumat, 15 Maret 2013

jenis makna berdasarkan contoh




Universitas dan Bentuk Perjuangan
Universitas Islam Riau adalah salah satu Universitas Swasta yang berada di kota Pekanbaru Riau. Universitas yang bernuansa islamiah ini berada di tempat yang strategis karna tidak terlalu jauh dari perkotaan Pekanbaru. Universitas ini memiliki 9 fakultas yaitu FKIP, Fisipol, Fak.Hukum, Fak.Ekonomi, Fak.PAI, Fak.Tehnik, FIKOM, Fak.Psikololog, dan Fak.Pertanian. maing-masing fakultas terbagi-bagi dengan beberapa program studi. Mahasiswa yang berasal dari warga kota pekanbaru dan juga dari berbagai daerah dengan jumlah yang cukup besar telah menentukan pilihan jurusan masing-masing yang ada di Universitas tersebut. Mereka yang berasal dari daerah tinggal disebuah kost-kost yang ada didekat universitas tersebut yang dibangun oleh warga.
Mahasiswa Universtas Islam Riau dengan giat berangkat mengikuti pembelajaran  sesuai jadwal yang telah ditentukan masing-masing fakultas dan program studi,  dengan niat menuntut ilmu dan mencapai sarjana S1 telah menorehkan keringatnya untuk menjadi anak kebanggaan dari orang tua mereka masing-masing. Orang tua yang rela berkorban dengan bekerja membanting tulang karena demi masa depan anaknya adalah suatu perjuangan yang sangat luar biasa. Maka seorang anak tidaklah patut untuk melupakan jasa kedua orang tuanya.
Tenaga kependidikan atau dosen dan juga pegawai yang turut berperan serta dalam membentuk pendidikan yang baik juga adalah orang-orang yang sangat istimewa dalam perjalanan sebuah kehidupan para pendidik. Mereka bekerja dari pagi hingga sore untuk mencari nafkah sekaligus memberi sedekah kepada para mahasiswa yang menjadi buah/hasil dari sebuah penanaman pohon.
Semua usaha yang mereka lakukan adalah sebuah organisasi atau sistematika yang membutuhkan perjuangan untuk membuahkan hasil yang manis. Semua tergolong dalam kesatuan yang tidak bisa terpisahkan, tangan dan kaki bekerja sama, keringat dan air mata menjadi satu, dan semua adalah usaha dan perjuangan.



Jenis Makna
1.      Makna leksikal dan makna gramatikal, dan kontekstual
                  Makna leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski tanpa konteks apapun. Misalnya leksem air bermakna leksikal “sejenis barang cair yang digunakan untuk keperluan sehari-hari”. Dengan kata lain makna leksikal adalah makna yang sebenarnya, yang sesua dengan hasil observasi indra manusia, atau makna apa adanya (makna yang ada dalam kamus).
                  Makna gramatikal akan ada jika terjadi gramatikal (afiksasi, reduplikasi, komposisi, atau kalimatisasi). Misalnya, dalam proses afiksasi sepatu melahirkan makna gramatikal “mengenakan atau memakai sepatu”.
“Mereka yang berasal dari daerah tinggal di sebuah kost-kost yang ada di dekat universitas tersebut yang dibangun oleh warga”.
                  Makna kontekstual adalah makna kata pergi dalam “adik pergi ke sekolah”. Makna konteks juga berkenan dengan situasinya yakni tempat, waktu dan lingkungan pengguna bahasa.
(Haznah faizah, 2008:70)
Mahasiswa Universtas Islam Riau dengan giat berangkat mengikuti pembelajaran  sesuai jadwal yang telah ditentukan masing-masing fakultas dan program studi,  dengan niat menuntut ilmu dan mencapai sarjana S1 telah menorehkan keringatnya untuk menjadi anak kebanggaan dari orang tua mereka masing-masing”.
2.      Makna referensial dan noreferensial
                  Perbedaan makna referensial dan makna nonreferensial berdasarkan ada tidaknya referen dari kata-kata itu. Bila kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang dibaca oleh kata tersebut disebut kata bermakna referensial. Kalau kata-kata itu tidak mempunyai referen maka kata itu dsebut kata bermakna nonreferensial. Kata meja dan kursitermasuk kata yaitusejenis perabot rumah tangga yang disebut “meja” dan “kursi” sebaliknya kata karea dan tetapi tidak mempunyai referen. Jdi kata karena dan kata tetapi termasuk kata yang bermakna nonreferensial.
                  Disini perlu dicatat adanya kata-kata yang referennya tidak tetap. Dapat berpindah dari satu rujukan kepada rujukn lain, atau juga dapat berubah ukurannya. Kata-kata yang seperti ini disebut kata-kata deiksis. Misalna kata ganti aku dan kamu  (Abdul Chaer, 2009:63-65).
“Semua tergolong dalam kesatuan yang tidak bisa terpisahkan, tangan dan kaki bekerja sama, keringat dan air mata menjadi satu, dan semua adalah usaha dan perjuangan”.
“Orang tua yang rela berkorban dengan bekerja membanting tulang karena demi masa depan anaknya adalah suatu perjuangan yang sangat luar biasa”.
3.      Makna Denotatif, Konotatif  dan Emotif
Makna kognitif disebut juga makna deskriptif atau denotatif adalah makna yang menunjukkan adanya hubungan antara konsep dengan dunia kenyataan (bandingkanlah dengann makna konotatif  dan emotif). makna kognitif adalah makna lugas, makna apa adanya, makna kognitif digunakan dalam istilah teknik. Makna kognitif dengan sebutan bermaca-macam antara lain deskriptif , denotative, dan kognitif konsepsional. makna ini tidak pernah dihubungkan dengan hal-hal secara asosiatif, maka tanpa tafsiran hubungan dengan benda lain atau perisstiwa lain. Makna kognitif adalah makna sebenarnya, bukan makna kiasan atau perumpamaan (Fatimah djajasudarma,11). Umpama kata perempuan dan wanita kedua kata itu mempunyai dua makna yang sama, yaitu ’manusia dewasa bukan laki-laki’.
Universitas Islam Riau adalah salah satu Universitas Swasta yang berada di kota Pekanbaru Riau”.
Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif apabila kata itu mempunyai ”nilai rasa”, baik positif maupun negatif. Jika tidak memiliki nilai rasa maka dikatakan tidak memiliki konotasi. Tetapi dapat juga disebut berkonotasi netral. Makna konotatif dapat juga berubah dari waktu ke waktu. Misalnya kata ceramah dulu kata ini berkonotasi negatif karena berarti ’cerewet’, tetapi sekarang konotasinya positif. (Abdul Chaer,2009:65).
Orang tua yang rela berkorban dengan bekerja membanting tulang karena demi masa depan anaknya adalah suatu perjuangan yang sangat luar biasa. Maka seorang anak tidaklah patut untuk melupakan jasa kedua orang tuanya”.

makna konotatif yang dibedakan dari makna emotif Karena yang disebut pertama bersifat negative dan yang kemudian bersifat positif. makna konotatif muncul sebagai akibat asosiasi perasaan kita terhadap apa yang diucapkan atau apa yang didengar. makna konotatif dan makna emotif dapat dibedakan berdasarkan masyarakat yang menciptakan atau menurut individu yang menciptakannya atau yang menghasilkannya, dan dapat dibedakan berdasarkan media yang digunakan (lisan atau tulisan) serta menurut bidang yang menjadi isinya. makna emotif (bahasa inggris emotive meaning) adalah makna yang melibatkan perasaan (pembicara dan pendengar, penulis dan pembaca) yang kearah positif.
Makna kognitif dibedakan dari makna konotatif dan makna emotif berdasarkan hubungannya, yakni hubungan antara kata dengan acuannya (referen) atau hubungan kata dengan denotasinya, (hubungan antara kata [ungkapan]dengan orang, tempat, sifat, proses dan kefiatan di luar bahasa [denotata kata] dan hubungan antara kata [ungkapan] dengan cirri-ciri tertentu di sebut konotasi kata[ungkapan]dan sifat emotif kata [ungkapan]). (Fatimah djajasudarma,2009:12).
4.      Makna Kata dan Makna Istilah
Pengunaan makna kata akan terjadi jelas jika kata itu sudah berada dalam konteks kalimatnya atau konteks situasinya. Kita belum tau makna kata pergi sebelum kata itu berada dalam konteksnya (adik pergi kesekolah). Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa makna kata masih bersifat umum, kasar dan tidak jelas.
Mahasiswa Universtas Islam Riau dengan giat berangkat mengikuti pembelajaran”
Istilah mempunyai makna yang pasti, yang jelas dan yang meragukan meskipun tanpa ada konteks kalimat oleh sebab itu, makna istilah bebas konteks. Sebuah istilah digunakan dalam bidang keilmuan atau kegiatan tertentu misalnya kata tangan dan lengan. Dalam bidang kedokteran kedua kata ini memppunyai makna yang berbeda. Tangan bermkna bagian dari pergelangan sampai ke jari tangan, sedangkan lengan adalah bagin dari pergelangan sampai ke bahu. (Hasnah faizah, 2008: 72).
Mereka bekerja dari pagi hingga sore untuk mencari nafkah sekaligus memberi sedekah kepada para mahasiswa yang menjadi buah/hasil dari sebuah penanaman pohon”.

5.      Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Leach (1976) mengemukakan bahwa makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks asosiasi apapun misalnya kata rumah memiliki makna konseptual “ bangunan tempat tinggal mnusia” pada dasarnya makna konseptual sama dengan makna leksial, makna denotatif, dan makn referensial.
Universitas Islam Riau adalah salah satu Universitas Swasta yang berada di kota Pekanbaru Riau”.
Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki oleh sebuah  leksem atau kata berkenaan dengan danya hubungan kata itu dengan sesuatu yang ada di luar bahasa. Misalnya kata melatih berasosiasi dengan sesuatu yang suci atu kesucian. Makna asosiasi sebenarnya sama dengan lambang atau perlambangan yang di gunakan oleh masyarakat bahasa untuk menyatakan konsep lain, yang mempunyai kemiripan dengan sifat, keadaan atau ciri yang ada pada konsep asal atau leksem tersebut. Oleh leach (1976) makna asosiatif iini mencakup makna konotatif, makna stilistika, dan makna efektif dan makna kolotatif (Haznah faizah, 2008:71).
6.      Makna Idiomatikal dan Peribahasa
Makna idiomatik adalah makna leksikal berbentuk dari beberapa kata. kata-kata yang disusun dengan kombinasi kata lain dapat pula menghasilklan makna yang berlainan. Sebagai idiom bentuk beku (tidak berubah), artinya kombinasi kata-kata dalam idiom dalam bentuk tetap, bentuk tersebut tidak dapat di ubah berdasarkan kaidah sintaksis yang berlaku bagi suatu bahasa.
perjuangan yang sangat luar biasa
Berbeda dengan idiom, peribahasa memiliki makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari makna unsur-unsurnya karena adanya ”asosiasi” antara makna asli dengan maknanya sebagai peribahasa. Umpamanya peribahasa Seperti anjing dengan kucing yang bermakna ’dikatakan ihwal dua orang yang tidak pernah akur’. Makna ini memiliki asosiasi, bahwa binatang yang namanya anjing dan kucing jika bersua memang selalu berkelahi, tidak pernah damai.(Abdul chaer,2009:74)
7.      Makna Kias
Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan istilah arti kiasan digunakan sebagai oposisi dari arti sebenarnya. Oleh karena itu, semua bentuk bahasa (baik kata, frase, atau kalimat) yang tidak merujuk pada arti sebenarnya (arti leksikal, arti konseptual, atau arti denotatif) disebut mempunyai arti kiasan. Jadi, bentuk-bentuk seperti puteri malam dalam arti ’bulan’, raja siang dalam arti ’matahari’.(Abdul chaer,2009:77)
tangan dan kaki bekerja sama, keringat dan air mata menjadi satu, dan semua adalah usaha dan perjuangan”.
8.      Makna lokusi, ilokusi, dan perlokusi
                  Dalam kajian tindak turur (spek act) dikenal adanya ilokasi, makna ilokusi, dan makna perlokusi. Yang dimaksud dengan makna lokuasi adalah makna yang seperti dinyatakan dalam ujaran, makna harfiah, atau makna apa adanya, sedangkan yang dimaksud dengan makna ilokusi adalah makna seperti yang dipahami oleh pendengar. Sebaliknya yang dimaksud dengan makna perlokusi adalah makna seperti yang diinginkan oleh penutur. Misalnya, kalau seseorang kepada tukang afdruk foto dipinggir jalan bertanya.
 “bang, tiga kali empat, berapa?”
                  Makna secara lokusi kalimat tersebut adalah keinginantahu dari si penutur tentang berapa tiga kali empat. Namun, makna perlikusi, makna yang diinginkan si penutur adalah bahwa si penutur ingin tahu berapa baya mencetak foto ukuran tiga kali emat cm.kalau si pendengar yaitu si akdok foto itu memiliki makna ilokusi yang sama dengan makna perlokusi dari si penyanya, tentu ia akan menjawab, “dua ribu” , atau “tiga ribu”. Tetapi kalau makna ilokusinya sama dengan makna lokusi dari ujaran “tiga kali empat berapa” . dia asti akan menjawab “dua belas”, bukan jawaban yang lain. (Abdul chaer,2009:78).
9.      Makna Sempit dan makna luas
Makna sempit (narrowed meaning) adalah makna yang lebih sempit dari keseluruhan ujaran. makna yang asalnya lebih luas dapat menyempit, karena dibatasi. Bloomfield mengemukakan adanya makna sempit (narroeed meaning, specialized meaning) dan makna luas (widened meaning, extended meaning) didalam perubahan makna ujar. 
 Perubahan makna suatu bentuk ujaran secara semantic berhubungan, tetapi ada juga yang menduga bahwa perrubahan terjadi dan seolah-olah bentuk ujaran hanya menjadi objek yang relative permanen, dan makna hanya menempel seperti satelit yang berubah-ubah.
Makna luas dapat menyempit, atau satu kata yang asalnya memiliki makna luas (generic) dapat menjadi memiliki makna sempit (spesifik). kata-kata bermakna luas didalam bahasa Indonesia disebut juga makna umum (generik) digunakan untuk mengungkapkan gagasan atau ide yang umum.  (Fatimah djajasudarma, 2009:8)
makna luas (widened meaning atau extended meaning didalam bahasa inggris) adalah makna yang terkandung didalam sebuah kata lebih luas dari yang diperkirakan. Kata-kata yang memiliki makna luas digunakan untuk mengungkapkan gagasan atau ide yang umum, sedangkan makna sempit adalah kata-kataa yang bermakna khusus atau kata-kata yang bermakna luas dengan unsur pembatas. kata yang bermakna sempit digunakan untuk menyatakan seluk beluk atau rincian gagasan (ide) yang bersifat umum. (Fatimah djajasudarma, 2009:10)
Universitas ini memiliki 9 fakultas yaitu FKIP, Fisipol, Fak.Hukum, Fak.Ekonomi, Fak.PAI, Fak.Tehnik, FIKOM, Fak.Psikololog, dan Fak.Pertanian. maing-masing fakultas terbagi-bagi dengan beberapa program studi.”.
10.  Makna Konstruksi
Makna konstruksi (bahasa inggris construction meaning ) adalah makna yang terdapat dalam konstruksi misalnya, makna milik yang diungkapkan dengan urutan kata didalam bahasa Indonesia. Di samping itu makna milik yang diungkapkan melalui enklitik sebagai akhiran yang menunjukkan kepunyaan. (Fatimah djajasudarma, 2009:15)
“dengan niat menuntut ilmu dan mencapai sarjana S1 telah menorehkan keringatnya untuk menjadi anak kebanggaan dari orang tua mereka masing-masing”.
11.  Makna Idesional
Makna idesional (bahasa inggris ideational meaning) adalah makna yang muncul sebagai akibat pengaruh kata yang berkonsep. kata yang dapat dicari konsepnya atau ide yang terkandung didalam satu kata-kata , baik bentuk dasar maupun turunan.
Kata demokrasi kita lihat di dalam kamus, dan kita perhatikan pula dengan hubungannya dengan unsure lain dalam pemakaian kata tersebut, lalu kita tentukan konsep yang menjadi ide kata tersebut. Demikian juga kata partisipasi mengandung kata idesional  “ aktivitas maksimal seseorang yang ikut serta di dalam suatu kegiatan . dengan makna idesional yang terkandung di dalamnya kita dapat melihat pham yang terkandung di dalam makna suatu kata. (Fatimah djajasudarma, 2009:18)
12.  Makna Proposisi
Makna proposisi (bahasa inggris propotional meaning) adalah makna yang muncul bila kita membatasi pengertian tentang sesuatu. kata-kata dengan makna proposisi kita dapatkan dibidang matematika atau bidang ekstra. makna proposisi mengandung pula saran, hal, rencana, yang dapat difahami melalui konteks.
Dibidang eksakia kita kenal apa yang di sebut sudut siku-siku makna proposisinya adalah Sembilan puluh derajat. Makna preposisi dapat ditetapkan pula ke dalam sesuatu yang pasti, tidak mungkin dapat di ubah lagi. (Fatimah djajasudarma, 2009:18)
13.  Makna Pusat
Makna pusat (bahasa inggris central meaning) adalah makna yang dimiliki setiap kata yang menjadi inti ujaran. setiap ujaran (klausa , kalimat, wacana) memiliki makna yang menjadi pusat inti pembicaraan.makna pusat disebut juga makna tak berciri. Makna pusat dapat hadir pada konteksnya atau tidak hadir pada konteks. (Fatimah djajasudarma, 2009:19)
14.  Makna Pictorial
Makna piktorial adalah makna suatu kata yang berhubungan dengan perasaan pendengar atau pembaca. misalnya pada situsi makan kita berbicara tentang suatu yang menjijikkan dan menimmbulkan perasaan jijik bagi sipendengar, sehingga ia menghentikan kegiatan (aktivitas) makan.
Perasaan muncul segera setelah mendengar atau membaca suatu ekspresi yang menjijikan, atau perasaan benci. Perasaan dapat pula berupa perasaan gembira di samping perasaan yang di sebutkan di atas. (Fatimah djajasudarma, 2009: 20)
DAFTAR PUSTAKA
Chaer Abdul,2009.Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta:Rineka Cipta
Djajasudarma Fatimah,2009. Semantik 2.Bandung:Rineka Aditama
Faizah Haznah,2008.Linguistik Umum.Pekanbaru:Cendikia Insani
Aminuddin,2011.Semantik Pengantar Studi Tentang Makna.Bandung:Sinar Baru Algensindo
                  Affset
Departemen Pendidikan Nasional,2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Gramedia
                  Pustaka Utama